Cara Memandang Kehidupan
"Kehidupan selalu mengalir seperti sungai di tengah dua tepian, antara 'Kebahagiaan' dan 'Penderitaan', antara 'Keberhasilan' dan 'Kegagalan'. Dimana itu semua adalah peristiwa atau proses, bukan tujuan akhir. Oleh karena itu manusia harus terus mengalir sampai akhirnya bertemu dengan muara kehidupan sebagaimana kehendak Sang Pencipta".
Berangkat dari pemekiran di atas manusia harus menerima irama dari proses perjuangan hidupnya yang diapit oleh dua tepian yang berjalan dan berputar bak roda pedati.
Romantika hidup ini sering disinggung oleh Kahlil Gibran, yang mengatakan,
" Dari sumber yang sama, yang mengalirkan tawa, betapa seringnya pula mengalirkan air mata. Bahwa keduanya tak terpisahkan. Bersama-sama keduanya datang dan pergi. Tak ada yang perlu diratapi, biarkan siklus itu berjalan tak tercegah.
Dari keseluruhan di atas memberikan nuansa bahwa dalam hidup ini, mereka yang jatuh dan yang bangkit adalah orang yang sama, mereka yang tertawa dan yang menangis juga adalah orang yang sama jua.
Nasib itu dapat dirubah dengan kerja keras, ketekunan, keuletan, ketabahan, dan sikap percaya diri. Sedang takdir itu dapat dirubah dengan do'a, tawakal dan pola hidup sehat.
Semoga Tuhan memberkahi.