Keistimewaan Ilmu
Ilmu di dapat dengan dua cara, yang pertama melalu sekolah formal yang disebut 'akademik' dan yang kedua didapat melalui pengalaman yang disebut 'empirik'.
Baik pengetahuan akademik maupun pengetahuan empirik keduanya sama pentingnya dan bersifat saling melengkapi.
Al-Ghazali mengatakan bahwa, "Manusia pada dasarnya 'mati' (tidak bisa berbuat apa-apa) kecuali bagi orang yang 'berilmu'. Orang yang berilmu pada dasarnya dikatakan 'tertidur' (pasif), kecuali bagi orang yang 'mengamalkan ilmunya'. Dan bagi orang yang berilmu yang mengamalkannya ternyata banyak yang 'Tertipu', kecuali bagi orang yang 'Ikhlas'.
Sahabat paling dekat dan melekat dalam diri kita adalah Ilmu yang diamalkan. Allah menaikkan derajad manusia beberapa tingkat karena ilmu yang kita miliki.
Ilmu kian berkembang karena diinfakkan, sedangkan harta kian berkurang karena dinafkahkan.
Seluruh harta, intan dan berlian hanyalah hiasan, kecuali Ilmu, dialah harta kekayaan kita yang kekal dan berkembang selama ilmu tersebut diamalkan.
Baik pengetahuan akademik maupun pengetahuan empirik keduanya sama pentingnya dan bersifat saling melengkapi.
Al-Ghazali mengatakan bahwa, "Manusia pada dasarnya 'mati' (tidak bisa berbuat apa-apa) kecuali bagi orang yang 'berilmu'. Orang yang berilmu pada dasarnya dikatakan 'tertidur' (pasif), kecuali bagi orang yang 'mengamalkan ilmunya'. Dan bagi orang yang berilmu yang mengamalkannya ternyata banyak yang 'Tertipu', kecuali bagi orang yang 'Ikhlas'.
Sahabat paling dekat dan melekat dalam diri kita adalah Ilmu yang diamalkan. Allah menaikkan derajad manusia beberapa tingkat karena ilmu yang kita miliki.
Ilmu kian berkembang karena diinfakkan, sedangkan harta kian berkurang karena dinafkahkan.
Seluruh harta, intan dan berlian hanyalah hiasan, kecuali Ilmu, dialah harta kekayaan kita yang kekal dan berkembang selama ilmu tersebut diamalkan.