TENTANG EMOSIONAL
Ramalkan sendiri apa akibat emosi dilawan dengan emosi.
Kita mengajak siapapun dalam kebaikan akan menemukan jalan buntu jika yang diajak baik sudah terlanjur tersinggung, dalam situasi seperti ini jangan bicara tentang "akal sehat", tapi bicaralah tentang kesadaran apa arti pentingnya saling menghargai dan memanusiakan orang lain.
Dunia ini tidak akan pernah kekurangan alasan untuk "menyalahkan yang benar" atau sebaliknya "membenarkan yang salah" tinggal niat yang dipasang itu apa.
Kayaknya kita begitu terlatih untuk saling menuding, saling menghujat, saling menjatuhkan dan saling merasa benarnya sendiri.
Tapi kita sangat tidak terlatih dan bodoh bagaimana bersikap santun dan mengalah demi kepentingan bangsa dan negara. Lihatlah jerit rakyat yang terus bergulir tentang harga 9 (sembilan) bahan pokok yang masih mahal dan mencekik leher, lihatlah dekadensi moral generasi muda yang semakin terpuruk, kejahatan yang merajalela akibat kemiskinan absolut dan biaya hidup tinggi untuk mempertahankan gaya hidup dan gengsi sosial yang mahal.
Kenapa kita bisanya menilai dan mengomentari orang lain selalu dari sisi yang negatif, seolah tidak ada benarnya sama sekali.
Apakah ini sudah jadi bagian karakter anak bangsa Indonesia yang tidak bisa dipisahkan lagi...?
Wallahualam....!!! | MSL2015